Sudah hampir 2 tahun ini masyarakat Purwakarta dan sekitarnya dimanjakan oleh pertunjukan airmancur menari yang dihelat setiap malam minggu di Taman Sri Baduga.
Dulu, tempat ini adalah sebuah situ yang bernama Situ Buleud yang merupakan danau tempat berkubangnya para badak. Kini, satu-satunya badak yang tersisa adalah patung badak putih di depan Taman Sri Baduga. Danaunya sekarang sudah dibersihkan dan dipercantik.
Kursi tribun berkapasitas 5.000 orang disusun bertingkat mengelilingi danau seluas 4 hektare tersebut. Mirip amphiteater, tapi panggungnya danau. Di tengah danau, terdapat patung Sri Baduga yang dikelilingi empat ekor macan.
Ada dua set air mancur di sisi kiri dan kanan patung. Keduanya menari seirama dengan musik yang diputar. Laser warna-warni yang ditembakkan ke arah air membuat pertunjukan tersebut semakin hidup. Di tengah pertunjukan, sisi tribun juga menembakkan air mancur, yang terkadang mengenai wajah dan tubuh para penonton. Gerak air mancurnya pun jauh dari kata monoton. Terkadang meliuk, lurus sampai 5 meter ke atas, dan sesekali diselingi semburan api.
Selama dua puluh menit pertunjukan airmancur, lagu yang diputarpun berganti-ganti, ada musik klasik, pop tanah air, dan pastinya lagu Sunda dengan instrumen angklung. Di pertunjukan tersebut, akan selalu terdengar lagu Kalau Bulan Bisa Ngomong yang dilantunkan Doel Sumbang dan Nini Carlina yang pernah populer tahun 2000-an. Sangat sunda pisan, euy!
***
Kita tinggalkan sejenak cerita mengenai Taman Sri Baduga dan airmancur menarinya tersebut. Meski ajang bergengsi Asian Games telah usai, saya ajak Anda mengingat gegap gempitanya event menyambut Asian Games, tahun lalu. Di pelataran Monas saat itu dipertunjukkan atraksi laser yang sangat luar biasa juga konstelasi dari ribuan drone yang mampu membentuk pelbagai figur di udara dengan menakjubkan.
Tentu semua penonton berdecak kagum pada konfigurasi laser serta drone yang sangat sempurna itu. Tugu monas bisa seolah berubah bentuk atau warna dalam waktu sekejap. Permainan laser ini betul-betul memanipulasi penglihatan para penontonnya. Belum lagi bentuk-bentuk unik seperti Garuda Pancasila, logo Asian Games dan beberapa figur futuristik lain yang terbentuk dari susunan pesawat kecil tanpa awak tersebut. Alangkah sempurnanya penerbangan tersebut.
***
Sidang Pembaca yang berbahagia, meskipun Anda belum pernah melihat airmancur menari di Taman Sri Baduga, atau tidak sempat melihat aksi laser serta drone di Monas tahun lalu itu, tentu Anda setuju dengan saya bahwa keparipurnaan konstelasi airmancur, laser serta drone itu diatur oleh satu program komputer yang sangat canggih. Tidak mungkin kesempurnaan itu dilakukan secara manual. Tentunya sebelum acara berlangsung, para programer pertunjukan tersebut telah bekerja keras menyusun kodifikasi susunan perintah komputer yang memungkinkan terselenggaranya tontonan yang menakjubkan tersebut. Ketika semua kodifikasi telah sempurna dan mengikuti semua kaidah bahasa komputernya, maka sebagai pamungkas, mereka akan menekan tombol ENTER.
Meskipun seluruh proses pemrograman telah selesai, namun ketika tombol enter tidak ditekan, maka tidak akan terjadi prosesi pertunjukan tersebut. Atau sebaliknya, meskipun tombol enter ditekan, namun ketika ada salah satu algoritma (kaidah) pemrograman yang tidak sesuai, maka pertunjukan juga bakal urung terlaksana.
Bagi yang paham teknik pemrograman komputer, ada tiga hal yang tak boleh terlupa ketika membuat sebuah program komputer, yaitu: variabel, konstanta dan tipe data. Bahasa pemrograman apapun dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, mengharuskan programer untuk mengerti ketiga hal tersebut.
'Tipe Data' adalah adalah jenis data yang dapat diolah oleh komputer untuk memenuhi kebutuhan dalam pemrograman komputer.
'Konstanta' adalah variabel yang nilai datanya bersifat tetap dan tidak bisa diubah.
'Variabel' adalah tempat dimana kita dapat mengisi atau mengosongkan nilainya dan memanggil kembali apabila dibutuhkan.
Secara umum ada aturan yang berlaku untuk hampir semua bahasa pemrograman.
Aturan-aturan tersebut adalah:
Ø Nama variabel harus diawali dengan huruf.
Ø Tidak boleh menggunakan spasi pada satu nama variabel. Spasi bisa diganti dengan karakter underscore (_).
Ø Nama variabel tidak boleh mengandung karakter-karakter khusus, seperti : .,+, -, *, /, <, >, &, (, ) dan lain-lain.
Ø Nama variabel tidak boleh menggunakan kata-kata kunci di bahasa Pemrograman.
***
Sidang Pembaca yang berbahagia, tentunya kita juga sadar bahwa alam semesta ini tersusun atas beragam konstelasi, dari susunan bintang dan planet yang serba macro, hingga aturan atom serta gen yang sangat micro. Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Angin laut bertiup dari darat ke laut di malam hari, sementara angin darat bertiup sebaliknya dan di waktu sebaliknya pula. Alam semesta ini memiliki jam tersendiri untuk beroperasi.
Dan tahukah Anda jika semua sel yang ada di dalam tubuh juga mempunyai jam dan jadwalnya sendiri-sendiri untuk melakukan tugasnya masing-masing? Jam tubuh alami ini disebut dengan ritme sirkadian. Ritme sirkadian mengatur waktu tubuh kapan harus makan, tidur, bangun, atau melakukan berbagai fungsi lainnya. Sehingga, jika Anda memiliki waktu 24 jam dalam sehari, maka tubuh akan mengatur dan menentukan secara otomatis waktu makan dan kegiatan lainnya.
Nah, bercermin pada airmancur menari dan konstelasi drone di atas, sebagai manusia bodoh, saya kok berpendapat bahwa Allah Sang Pencipta Alam Semesta ini jugalah merupakan Sang Maha Programmer dengan Maha Komputer yang tentunya juga Maha Canggih.
Secanggih apapun komputer itu pastinya juga memiliki algoritma pemrograman sehingga alam semesta macro dan micro tadi bisa berjalan dengan sempurna. Jika ada algoritma, tentunya Allah juga telah menyediakan buku petunjuk algoritma tadi, yaitu Al Quran. Maka ayat yang pertama diturunkanpun adalah Iqro, atau bacalah!
Sebagai seorang muslim, saya sangat meyakini bahwa buku algoritma alam semesta ini adalah Al Quran, dan sebagai penjelasnya adalah Hadits Nabi Muhammad SAW. Dan dalam pencarian jati diri ketika memahami aplikasi Quranic serta Hadits dalam mencapai goal baik duniawi maupun surgawi, saya bertemu dengan sebuah ilmu pemberdayaan diri yang menurut saya sangat Quranic sekali. Ilmu tadi bernama NLP (Neuro Linguistic Programming).
NLP adalah sebuah pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi, dan psikoterapi yang diciptakan oleh Richard Bandler dan John Grinder di California, USA pada tahun 1970-an. Penciptanya mengklaim adanya hubungan antara proses syaraf (neuro), bahasa (linguistic) dan pola perilaku yang dipelajari melalui pengalaman (programming) dan bahwa hal tersebut dapat diubah untuk mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan.
Cara mencapai tujuan dalam NLP dikenal sebagai WFO (Well Formed Outcome), yang memiliki 8 kaidah (algoritma), yaitu:
- WFO perlu disusun dengan kalimat yang berstruktur grammar positif, alias absen dari kata ‘tidak’ dan ‘jangan’.
- WFO perlu bisa dimengerti oleh indera, makin banyak indera bisa mengerti seperti apa WFO yang diharapkan, maka makin mudah pikiran untuk mendapatkannya. Jadi WFO minimal bisa dihayati 3 dari 5 indera: secara Penglihatan, Pendengaran, Perabaan/Perasaan, dan lebih baik lagi Penciuman atau Pencecapan. Dengan membuat WFO dimengerti indera, maka pikiran menjadi mengerti, apakah sudah tercapai, atau belum WFO itu?
- WFO perlu disusun dengan spesifik, bila perlu gunakan standard 5W, 1H.
- Sesuai konteks
- Pastikan WFO tadi berada dalam kendali kita
- Kita memiliki sumberdaya untuk mencapainya
- WFO perlu ekologis, alias tidak melawan sistem keseimbangan internal diri sendiri dan terhadap kehidupan sekitarnya.
- Tentukan langkah awal. WFO yang bisa diinisiasi (diawali) dan dijaga oleh pemiliknya, akan lebih mudah didapatkan, dari pada WFO yang (tercapai atau tidaknya) sangat digantungkan dari pihak luar.
***
Sidang Pembaca yang berbahagia, jika kita cermati sebenarnya WFO merupakan sebuah rangkaian kata yang berupa doa. Dengan retorika pemikiran di atas dan dari pengalaman pribadi, saya menjadi paham bahwa ketika sebuah doa disusun dengan algoritma alam semesta maka sebagai Maha Programmer, Allah akan segera menekan tombol ENTER, yang artinya doa kita diijabah olehNya.
Bagaimana jika kita melewatkan salah satu algoritma di atas, apa yang akan terjadi. Menurut Anda tombol apa yang akan ditekan? Jika Anda berpikir bahwa tombol yang akan ditekan adalah 'delete', 'back space', 'ins', atau yang lain, berarti Anda belum benar-benar mengenal Sang Maha Programmer. Bukankah Dia pernah berjanji bahwa semua doa kita akan dikabulkan?
Ketahuilah saudaraku, ketika salah satu algoritma kehidupan ini belum terpenuhi maka bukan ENTER yang akan ditekan, bukan juga del, atau back space melainkan ENTAR!
***
Sidang Pembaca yang berbahagia, merupakan hak Andalah untuk memilih mendapatkan ENTER atau ENTAR!
Namun jika Anda memilih mendapatkan ENTER maka masih ada kesempatan bagi Anda untuk segera mempelajari kaidah WFO dalam Workshop NNLP :
– Tgl 29-30 September 2018 di Palembang
– Tgl 16-20 November 2018 di Bogor.
Yuk segera enter jadwal Anda pada workshop ini, jangan entar-entar mulu
Tabik
-haridewa-
Happiness Life Coach
NNLP Master Trainer
www.thecafetherapy.com