Pernahkah Anda pada suatu masa menyesal dengan keputusan atau pilihan yang pernah Anda ambil?
Atau pernahkah Anda merasa heran dengan pilihan seseorang dan bertanya-tanya kenapa sih dia memilih itu?
Saya pernah pada suatu pagi terbangun dan mengingat suatu kejadian yang membuat saya harus membuat keputusan. Saya harus memilih antara A atau B. Saat itu saya benar-benar seperti ditempatkan dalam situasi yang tak jelas. Saya tak diberi gambaran yang jelas mengapa harus memilih dan saya juga paham dengan jelas bahwa saat itu saya harus menentukan pilihan yang sangat berarti buat hidup saya.
Keadaan itu memaksa saya asal saja memilih. Ini-lah yang pada akhirnya saya sesali. Tetapi seperti kata pepatah, sesal kemudian tak ada gunanya. Saya pun harus menjalani pilihan saya.
Menarik sekali berpikir tentang “memilih”. Setiap orang setiap waktu harus membuat pilihan. Entah itu hal besar maupun hal kecil baik disadari maupun tidak disadari.
Pilihan kecil misalnya pakai baju A atau baju B? Makan ini dulu atau makan itu dulu? Pilihan yang lebih besar yang memerlukan pemikiran misalnya, berangkat kerja atau ke tempat lain? Dan sebagainya.
Pilihan yang lebih besar lagi bisa jadi saat pemilu nanti. Siapa yang harus Anda pilih?
Tanpa kita sadari kita selalu memilih berdasarkan pengalaman pribadi kita yang sudah terekam di alam bawah sadar kita. Tentunya dasar yang melandasi pilihan itu unik dari tiap individu. Bisa jadi pilihannya sama antara dua individu tetapi latar belakang pemikirannya pastilah berbeda karena pengalaman hidup masing-masing berbeda.
Lalu kenapa kita melihat pilihan seseorang begitu buruk berbeda, aneh dan kita tahu bahwa itu salah (menurut kita)? Apakah mereka tidak tahu? Apakah mereka sedemikian bodohnya tidak mau melihat sekeliling sehingga tetap pada pilihan mereka?
Lucunya, memang itulah kenyataannya. Setiap orang sudah pasti membuat pilihan terbaik bagi mereka pada saat itu. Entah itu jelek atau bagus, negatif atau positif, aneh atau tidak, itulah pilihan terbaik menurut mereka. Bisa jadi kalau mereka diberi pilihan yang lain, dan lebih baik (menurut mereka) pasti akan diterima.
Saat kita membuat keputusan, mungkin hanya perlu sepersekian detik, otak kita menganalisa dengan cepat berdasarkan pengalaman pribadi apa yang terbaik menurut diri kita. Sekalipun pilihan itu dianggap aneh atau salah, tetap saat itu menjadi pilihan terbaik kita.
Mengapa di kemudian hari kita menyesalinya? Karena pengalaman hidup kita sudah bertambah. Pilihan-pilihan yang lain bermunculan yang tadinya tidak ada dalam rekaman otak kita.
Lalu bagaimanakah agar kita tak menyesali pilihan kita? Mau tidak mau kita harus belajar mengenali pilihan-pilihan lain yang sebenarnya ada tetapi tak kita ketahui keberadaannya. Atau bisa juga menambah perbendaharaan pengalaman hidup, memperkaya wawasan, agar di saat kita memilih kita sudah benar-benar memilih yang terbaik. Saat itu.
Karena siapa yang tahu, masa berganti, hidup berubah, pilihan terbaik pun di satu saat di saat lain tetap bisa menjadi yang terburuk. Atau bahkan sebaliknya? Pilihan terburuk Anda saat ini bisa jadi pilihan terbaik kelak.
Jadi, apa yang mau Anda lakukan sekarang? Anda pilih yang mana?
Tak usah ragu-ragu lagi. Apa pun pilihan Anda itulah yang terbaik. Saat ini. Jangan pernah sesali.
Salam,
Dwi Sutarjantono