Aku menginginkan seorang perempuan yang berpikir sebagaimana lelaki. Terdengar asingkah? Saya yakin, ya, karena selama ini Sahabat, entah seorang lelaki maupun seorang perempuan, belum mengetahui bagaimana mekanisme Sahabat mengendalikan dan memanfaatkan sebesar-besarnya kemampuan pikiran, perasaan, bahasa, dan perilaku yang Sahabat miliki dalam menyediakan dan memberikan hasil yang sangat sesuai dengan keinginan Sahabat, tentu tanpa intervensi dari pihak luar. Yup, saya pastikan Sahabat sedang bergumam sembari bertanya-tanya, apa hubungannya dan bagaimana penjelasannya. Betulkan? Mari, saya akan perlahan-lahan membimbing Sahabat dalam alur berpikir saya dengan pendekatan neuro-linguistic programming.
Bagi Sahabat yang adalah seorang lelaki, sadarkah Sahabat bahwa ketika kita merokok di depan kaum perempuan dalam alam pikiran kita akan memandang perilaku kita itu sebagai suatu kewajaran. Dan kita mengharapkan perempuan kita tersenyum manis saat asap rokok kita perlahan-lahan meracuninya. Ada lagi, ketika kita berpikir bahwa benarlah yang kita perbuat mana kala meninggalkan perempuan untuk "mengobrol" saat mereka beristirahat di ruangannya untuk melakukan sesuatu yang sangat penting. Sadarkah?
Logika berpikir yang berlaku saat ini adalah para pemburu lelaki yang berkualitas menginginkan seorang lelaki sensitif yang akan berbagi pikiran, perasaan, waktu, bahkan materi dengan mereka. Percayalah! Begitu pula sebaliknya, para pemburu perempuan yang berkualitas mengidamkan superwoman yang akan memberi mereka pertemanan yang hebat, kasih sayang yang mendalam tak terselami, anak-anak yang luar biasa tangguh nan berkarakter, bahkan orgasme yang dahsyat.
Percayakah Sahabat, jika Sahabat adalah lelaki, ketika Sahabat berpikir dan berperilaku dengan logika di atas, seorang perempuan yang menjadi idaman Sahabat akan berkata "Akhirnya, seorang lelaki yang sensitif hadir dalam kehidupanku serta mampu memahamiku luar dan dalam." Percayakah Sahabat, jika Sahabat adalah perempuan, ketika Sahabat berpikir dan berperilaku dengan logika di atas, seorang lelaki yang menjadi idaman Sahabat akan berkata "Akhirnya, seorang perempuan yang feminim hadir dalam kehidupanku serta mampu memahamiku luar dan dalam." Bahkan, "Perempuan ini sungguh luar biasa istimewa."
Maafkan saya jika banyak mengajukan pertanyaan. Namun kini saya ajukan kembali pertanyaan, pernahkah Sahabat, baik lelaki maupun perempuan, menyadari bahwa selama ini terdapat jurang yang memisahkan antara para lelaki dan perempuan, baik yang masih lajang maupun yang sudah menikah, ketika berada dalam suatu pesta atau kerumunan, apapun bentuk dan tujuan kerumunan itu, baik dalam keadaan formal maupun non formal. Kaum lelaki bergerombol asyik membicarakan dan menganalisa sebab-sebab kekalahan sebuah tim olahraga atau situasi politik – ekonomi terkini; Sedangkan kaum perempuan duduk berkeliling asyik membicarakan salah satu episode film India atau makanan atau pakaian atau kosmetik yang sedang populer. Jika sudah sadar, pertanyaan saya selanjutnya, mengapa dan bagaimana bisa itu terjadi? Semuanya terjadi secara otomatis. Kaum lelaki menyukai pembicaraan tentang subjek tertentu dan begitu pula perempuan. Dan perlu diperhatikan, bahwa di antara kaum lelaki dan kaum perempuan terdapat perbedaan gaya berbicara.
Baiklah, karena sudah 435 kata, tanpa bertele-tele lagi, hai para lelaki, agar perempuan jatuh cinta kepadamu, tampilkanlah dirimu sebagaimana lelaki, bekerjalah sebagaimana lelaki, berjalanlah sebagaimana lelaki, lambaikanlah tanganmu sebagaimana lelaki, berbicaralah sebagaimana lelaki jika perlu berbicaralah dengan nada yang dalam ala "Mario Teguh", namun di atas segala-galanya, sensitiflah seperti perempuan. Diskusikanlah atau jika tidak dapat setidak-tidaknya bicarakanlah sesuatu yang menarik minatnya. Dan hai para perempuan, agar lelaki jatuh cinta kepadamu, berdandanlah dirimu sebagaimana perempuan, pedulilah sebagaimana perempuan, berjalanlah sebagaimana perempuan, lambaikanlah tanganmu sebagaimana perempuan, berbicaralah sebagaimana perempuan jika perlu berbicaralah dengan nada yang menggoda ala "Syahrini" ditambah wewangian parfum yang dapat menggetarkan indera penciumannya; Namun di atas segala-galanya, ingatlah, berpikirlah seperti lelaki dan diskusikanlah atau setidaklah bicarakanlah sesuatu yang menarik minatnya datang dan tinggal dalam pembicaraan bersamamu.
Wahai kaum lelaki, jangan takut nanti kamu akan terdengar atau terlihat, atau bahkan terkesan seperti "banci" karena mendiskusikan hal-hal yang dikuasai dan atau disukai perempuan. Penting sekali untuk disadari kaum lelaki, menjadi pembicara yang menyenangkan bagi seorang perempuan sama sekali tidak akan menjauhkan bahkan tidak akan menghilangkan kesan macho atau maskulin yang melekat dalam padamu. Percayalah kesan orang lain itu hanya sementara. Dan sebenarnya penampakan tersebut membuatmu menjadi sosok lelaki yang multidimensi dan hangat untuk diajak berbicara sesuatu yang disukai kaum perempuan. Begitu sebaliknya, wahai kaum perempuan, janganlah dirimu khawatir bahwa dengan mendiskusikan sesuatu yang disukai lelaki akan membuatmu terkesan seperti lelaki atau tomboi. Berbicara dan mendengarkan sesuatu yang disukai lelaki malahan membuatmu terkesan lebih feminim bahkan istimewa. Lelaki yang ada di depanmu akan berpikir bahwa kamu sungguh berbeda dari semua perempuan yang selama ini hadir dan hidup di dalam kehidupannya. "Sungguh, perempuan ini teramat istimewa." Bukankah pujian tertinggi seperti ini yang Sahabat harapkan keluar dari mulutnya?
Pada paragraf terakhir ini, saya akan mengikat semua pernyataan saya dari atas dengan 4 pilar yang berlaku pada neuro linguistic programming. Pertama, outcome (O). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat harus berpikir, bertindak, dan berorientasi pada hasil. Pelajari ciri-cirinya dan atur strateginya. Kedua, sensory acuity (S A). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat harus memanfaatkan seluruh fungsi kelima indera (bahkan jika Sahabat memiliki indera keenam atau orang sering menyebutnya insting atau intuisi) secara optimal dalam mengamati setiap stimulus dan respon yang dihasilkan oleh lawan jenis. Ketiga, behavioral flexibility (B F). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat diwajibkan fleksibel dalam mengupayakan ketercapaian hasil(O). Terakhir, rapport (R). Siapaun Sahabat, bagaimanapun keadaan Sahabat, kapanpun dan di manapun Sahabat berada, serta apapun latar belakang kehidupan Sahabat, ingatlah mulai sekarang dan selama-lamanya Sahabat diwajibkan memiliki dan mempertahankan kesadaran untuk membangun unconscious connectedness sebagai landasan dalam kegiatan komunikasi interpersonal terutama dalam perburuan lawan jenis.http://www.kompasiana.com/matheusgiovanni/5b4d7c9bbde575133d1fb848/aku-menginginkan-seorang-perempuan-yang-berpikir-sebagaimana-lelaki