Selamat pagi…
Kali ini saya akan membuat status tentang kaya. Kata "kaya" bagi sebagian orang diartikan dengan banyak uang, banyak tanah, banyak properti atau hal-hal yang identik dengan berlimpahnya materi. Tapi bagi sebagian orang yang lain, kaya pun hanya sekedar kata yang terucap dimulut saja.
Ada orang datang kepada saya dan bertanya, "pak saya sudah bisnis kemana-mana, bisnis apapun, tapi hasilnya malah banyak hutang, lah macam mana ini. Akibatnya kehidupan saya menjadi tak seimbang, ibadah ditinggalkan, rumah tangga berantakan, kesehatan menurun dan bisa dibilang berantakan bin sengsara".
Lantas saya tanya "dan anda merasakan semua yang anda ceritakan kepada saya dan apa yang anda inginkan terjadi pada diri anda?, ia menjawab "saya ingin keluar dari kondisi ini dan hidup bahagia". Ini lah jawaban yang saya tunggu dari dia supaya proses business coaching kami berlanjut, setelah beberapa pertanyaan yang saya ajukan.
Dari proses coaching tersebut sesungguhnya mengingatkan pada tema-tema TSR (Tawhid String Relationship) yang saya pelajari di Magister Ekonomi Syariah, bahwa ada sisi intangible value dalam setiap aktivitas ekonomi, tidak mesti melulu tangible value.
Sesungguhnya orang yang datang kepada saya, ia melakukan bisnis yang hanya berorientasi pada value added (nilai tambah) dalam tangible value (bentuk material), akan tetapi menegasikan value added (nilai tambah) berupa intangible value yang berupa hidup bahagia, baik sama keluarga dan hal yang paling penting adalah ketenangan dalam beribadah.
Dengan demikian anda yang baca status saya dan sayapun akan tahu jawaban atas sesi coaching yang dijalankan dan kira2 seperti apa dan bagaimana klien dapat menata dirinya supaya tercapai maksud yang diinginkan.