Pemahaman dan penerimaan karakter diri sendiri dan (calon) pasanganmu adalah tahap pertama dalam menciptakan hubungan intim yang bermakna dalam dan istimewa. Saya bersaksi kepada kamu bahwa apabila saja saya memahami dan menerima diri sendiri dan pasangan saya di awal hubungan, pastilah mulai saat itu, sekarang, dan selama-lamanya saya akan terhindar dari banyaknya kesalahpahaman seperti saat ini. Terlepas dari kesaksian saya, percayalah bahwa ini juga penting untuk kamu ketahui, pelajari, dan berdayakan. Mari saya akan bimbing kamu sekalian untuk membaca wajah dalam mengenali pasanganmu sebelum kencan.
Pernahkah kamu menerka seseorang dari bentuk mukanya? Saya yakin 98% dari kita pernah. Sadar atau tidak sadar, langsung maupun tidak langsung. Dalam berelasi dengan wajah baru, saya meneliti secara cepat wajah baru yang sedang bersama saya saat ini dan sekarang. Hal itu guna mencari petunjukNya yang tercetak jelas dalam bentuk wajah dan akhirnya mampu memandu saya memahami dan menerima wajah baru itu untuk terlibat aktif dalam kehidupan saya. Ketahuilah, wajah seseorang mengisyaratkan apa dan siapa diri kita masing-masing, baik kekuatan, kelemahan, dan potensi. Maka penting untuk mampu membaca wajah diri kita sendiri dan (calon) pasangan kencan kita agar di awal hubungan kalian itu kalian berdua dapat saling memahami dan menerima segala yang ada di dalam diri pasangan kalian.
Berawal dari pembelajaran dan sertifikasi personologists saya dengan Naomi Tickle yang terkenal dengan Face Pattern Recognition. Sampai sekarang, yang saya ketahui dan yakini, membaca wajah adalah sebuah ilmu kepribadian. Percayalah, secara turun-temurun kita mewarisi karakter dari orang tua kita. Dan lingkungan bisa membentuk bahkan menciptakan suatu karakter baru di dalam diri kita. Ingat teori nature and nuture. Namun, percayalah kedua faktor tersebut, nature maupun nuture tidak dapat mengubah dan membentuk sebuah pola wajah yang benar-benar baru. Bahkan sekalipun kamu melakukan bedah plastik terhadap wajahmu.
Tercatat pada tahun 2016 sebanyak 365.633 perkara perceraian komulatif dari cerai gugat dan cerai talak yang dikabulkan oleh Pengadilan Agama (BPS, Statistik Indonesia 2017). Bahkan di salah satu media nasional, Merdeka, menyebut Indonesia telah memasuki Darurat Perceraian. Bagi saya yang masih lajang ini, mereka yang menggugat cerai terperangkap dalam emosi awal hubungan yang telah membuat mereka tidak lagi (bahkan tidak pernah lagi) melihat perbedaan yang mungkin muncul di hari-hari depan yang mereka miliki dan jalani bersama sebagai satu pasangan. Percayalah, perceraian ini teramat mengusik dan menghambat potensi bertumbuh dan berkembang anak, baik sebelum maupun sesudah proses gugatan cerai dilangsungkan, baik oleh pihak suami maupun istri.
Dalam kesempatan kali ini, di kompasiana.com saya akan berbagi beberapa analisis wajah dan akan saya gunakan wajah D S. D S memiliki posisi mata yang lebar. Dari sini saya mendapatkan gambaran bahwa D S adalah salah satu pasangan yang bertoleransi tinggi. Ketika D S menemukan pasangannya terlambat datang menjemputnya, D S akan menelepon dan memberitahu pasangannya, terlebih lagi jika pasangannya adalah seorang lelaki yang bertoleransi rendah. Jika pasangan D S memintanya melakukan sesuatu, D S akan dengan mudah menyetujuinya, tentu sesuai values yang D S hidupi. Tanyakan saja pada D S, ketika D S tidak segera melakukan hal itu, maka pasangannya, terutama lelaki yang bertoleransi rendah, akan menyalahkan D S karena dipandang bebal. Saya berani bertaruh bahwa D S memilih berjilbab sejak pernikahan ketiganya karena ia belajar dari kegagalan pernikahan pertama dan keduanya.
D S adalah muslimah yang analitisnya tinggi, di mana itu tergambar dari kelopak mata D S yang benar-benar seluruhnya tertutup lipatan kulit. D S memiliki kebutuhan untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu hal terjadi. Bahkan saya berani kembali bertaruh, tidak jarang D S cenderung menganalisis berbagai hal secara berlebihan (hal ini berlaku juga bagi saya, penulis). D S dapat saya gambarkan sebagai muslimah yang mampu mendengarkan suatu informasi yang dikatakan orang lain. Bahkan lagi-lagi saya berani bertaruh, ketika D S mendengarkan suatu informasi, apalagi baru bahkan penting bagi hidupnya, ia akan dalam keadaan trans penuh. Kondisi trans penuh yang saya maksud adalah kondisi di mana seseorang benar-benar secara menyeluruh mengarahkan fokusnya kepada satu objek (ada yang mengistilahkan subjek). Dan masih banyak lagi analisis wajah yang dapat saya sampaikan. Namun, karena keterbatasan space, saya akhiri dulu.
Penasaran? Bagi kamu yang ingin memahami dan menerima karakter diri sendiri serta (calon) pasanganmu dari analisis wajah? Segera hubungi saya di Telepon/ SMS/ WA/ Line/ MiChat : 0815 7916 990. Follow akun Facebook (Matheus Giovanni Putra Gana dan MGiovanni Putra Gana), akun Instagram (@matheusgiovanniputragana dan @giovannimindtechnology), akun Twitter (@mgiovannipg), akun BIGO (ID : 218879003), akun Hello Yo (ID: 1507501145), dan e-mail (@sertifikasitrainernlp@gmail.com). Mulai dari GRATIS hingga BERBAYAR namun TERJANGKAU.