Dalam melatih paduan suara amatir/gereja/komunitas sering sekali pelatih paduan suara memaksakan pola yang sama terus menerus. Paduan Suara Amatir/Gereja/Komunitas menjadi suatu tantangan tersendiri ketika kita bertemu dengan berbagai individu dari berbagai background, latar belakang, hoby, profesi dan lain sebagainya. Output/Hasil yang diinginkan pastinya seluruh anggota mengikuti dan bekerja sama dengan pemimpin paduan suara untuk menghasilkan musik yang bisa dinikmati oleh penonton/umat dan terlebih untuk para anggotanya masing2.
Jarang sekali para pelatih tersebut menyadari bahwa NLP dapat menjadi suatu jalan atau tools yang dapat menghidupkan suasana latihan dan mungkin pada saat tampil. Karena penampilan yang baik adalah hasil dari proses yang baik pula. Namun, bagaimana jika pada prosesnya sang pelatih hanya memaksakan pola yang berulang-ulang, pola yang sama, pola yang tidak efektif, pola yang tidak menyenangkan, pola yang tidak menghidupkan?
Tentu saja pada awalnya setiap anggota harus bisa menguasai notasi, interval, tempo, frasering, penjiwaan dari sebuah lagu. Tapi bagaimana jika dari 30 anggota yang bisa mengikuti hanya 5 orang hanya karena memang musikalitas dan jam terbang dari 5 orang tersebut sudah di atas rata-rata? Bagaimana dengan 25 orang lainnya? Dan pemimpin dan pelatih hanya berulang kali melakukan sesi yang teknikal dan tidak menyentuh VAKOG atau sebenernya para anggota tidak suka dan tidak mau?
NLP bisa menjadi jawaban dengan kita memperhatikan 2 topik dasar berikut ini:
1. 4 Pilar (Outcome, Sensory Acuity, Behavioral Flexibility & Rapport)
2. Representational System Preference (Visual, Auditory, Kinesthetic, Olfactory & Gustatory)
Dengan kita bisa mengkombinasikan cara pelatihan kita kepada para anggota dengan menggunakan 2 topik dasar di atas. Maka kita akan bisa memberikan inspirasi yang baru kepada para anggota dan para anggota tidak terjebak pada pola yang itu-itu saja dan pelatih akan jauh semakin kreatif.
Misalnya dalam menyampaikan keinginan untuk suara yang sesuai dengan keinginan pelatih. Biasanya pelatih Amatir, Lingkungan atau komunitas kecil menyampaikan "Lebih Bulat", "Support" & "Keras". Dan dari latihan satu lagu dengan lagu yang lainnya mengulang hal tersebut. Tidak salah, tapi apakah para anggota tidak bosan?
Bagaimana caranya dengan melakukan pendekatan NLP dengan 4 Pilar & Representational System Preference? Mari kita lakukan dengan menyebutkan Tujuan/Outcome suara mau seperti apa dengan kombinasi Representational System. "Suara (Auditory) yang dihasilkan harus lebih bulat (Visual), namun seperti air hangat yang mengalir (Kinesthetic) dan wangi airnya (Olfactory) membuat kita ingat akan rasa makanan yang sangat lezat (Gustatory). Lalu kita lihat bagaimana respon dari masing-masing anggota (Sensory Acuity), dan jika ada pembahasan lagu lain maka kita menggunakan perumpamaan yang lain agar tidak itu-itu saja (Behavioral Flexibility) dengan mengadakan pendekatan setelah latihan bagaimana menurut para anggota mengenai penjelasan dan pelatihan yang telah dilakukan (Raport) dan jika ada masukan atau kritik dapat menjadi bahan dan wawasan untuk ke depannya kita mengembangkan metode dalam berlatih (Behavioral Flexibility).
Melakukan pendekatan secara NLP juga tetap harus diimbangi dengan kemauan diri untuk terus meningkatkan kemampuan musikalitas dari setiap pemimpin atau pelatih paduan suara. Lengkapilah dirimu agar bisa dapat bermanfaat untuk anggota dan rekan-rekan sekitar dalam bermusik.
Terima kasih, dan semoga artikel ini dapat berguna bagi pengembangan pelatihan di dunia paduan suara dan mohon maaf atas segala macam keterbatasan dalam penyampaian dan rangkaian kata dalam artikel ini.
Salam Excellent!
Augustinus A. S.