Sensory Acuity (SA) adalah kepekaan indrawi manusia. Manusia umumnya memiliki kecenderungan menggunakan hanya sebagian indranya ketika merekam dan merespon dunianya. Sensory Acuity dalam NLP menekankan bahwa dunia seseorang akan berubah dan berkembang ketika ia dapat menggunakan seluruh indra-nya. Tujuan dari Sensory Acuity dalam komunikasi adalah agar dapat melakukan kalibrasi secara akurat dengan cara memperhatikan kongruensi antara non-verbal dengan verbal yang disampaikan oleh lawan bicara.
Building Rapport. Rapport adalah elemen penting komunikasi. Rapport mengacu pada situasi yang terjadi antara 2 orang atau lebih dimana terjadi keharmonisan, keselarasan, atau keterhubungan. Raport adalah state of unconscious responsiveness, yaitu merespon secara verbal/intonasi suara maupun non-verbal/gerak tubuh, yang terjadi secara “unconscious”. Membangun Rapport yang baik, dapat membuat lawan bicara menerima dan merespon informasi yang diberikan dengan baik. Rapport dalam komunikasi dapat dibangun dengan cara mencocokkan bahasa verbal dan non-verbal dari lawan bicara: (1) Matching Verbal yaitu mencocokkan perkataan (predicates)• (2) Matching non-Verbal yaitu mencocokkan physiology (bahasa tubuh) dan Tonality (intonasi). (3) Mirroring yaitu meniru gerakan seperti cermin. (4) Cross over Matching yaitu mencocokkan gerakan dengan bagian tubuh yang berbeda.
(Sumber: Buku Pedoman NNLP)